Feed
Back (umpan balik) dan Reinforcement
(penguatan) kadang-kadang dipahami sebagai dua istilah yang sama pengertiannya.
Reinforcement berarti kondisi, jika diikuti oleh suatu respons, meningkatkan
peluang bahwa respons akan terjadi manakala rangsangan yang sama diberikan.
Pada suatu saat, pemberian hadiah atau hukuman terhadap seorang siswa atau
atlet misalnya, dapat menghasilkan respons tertentu, sehingga hadiah dan atau
hukuman dianggap sebagai reinforcement.
Umpan balik juga bisa berpengaruh demikian. Setelah disampaikan kepada siswa
dan atlet, maka bisa terjadi suatu respons tertentu menyusul umpan balik
tersebut. situasi demikianlah yang menyebabkan, seolah-olah kabur sekali perbedaan
anatar beberapa konsep tersebut. namun demikian, seperti yang dikemukakan
Travers umpan balik jatuh ke dalam kategori reinforcemen (Rusli Lutan,1988:
285).
Apek penilaian dalam pembelajaran
penjas di sekolah dinilai dari tiga ranah kemampuan yaitu: psikomotorik,
afektif, dan koognitif. Dalam pembelajaran tentu keberhasilan dalam mencapai
tujuan ditentukan oleh banyak factor, salah satu factor yang terpenting adalah
guru sebagai fasilitator yang dapat mengantarkan siswa untuk mencapai tujuan
belajar. Belajar menurut terori belajar behavioristic adalah terjadinya
perubahan tingkah laku, yang disebabkan adanya stimulus dan respon. Seorang
guru penjas memerlukan startegi dalam membantu siswa mencapai pembelajaran, feed back atau yang biasa dikenal dengan
umpan balik merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan guru untuk
membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran.
1.
Pengertian Feed
Back (Umpan Balik)
Feed back (umpan
balik) adalah pengetahuan yang diperoleh berkenaan suatu tugas, perbuatan atau
respon yang diberikan (Rusli Lutan, 1988: 300). Umpan balik dapat dilakukan
dalam banyak bentuk dan dari berbagai sumber. Siswa menerima umpan balik dari
guru, teman sekelas, dan bahkan diri mereka sendiri.
Menurut
Apruebo (dalam Budiman, 2007), “Feedback
is information that athletes would receive from coach/trainer or environment
regarding the level of their motor skill or performance. It serves as a
groundwork for the athletes learning development”. Feedback menurut
Apruebo lebih menekankan kepada aktivitas latihan berkenaan dengan informasi
dari pelatih terkait dengan tingkat motor skill atau penampilan atletnya
sebagai dasar dalam mengembangkan penampilan atlet.
Dalam konteks
pembelajaran pendidikan jasmani, Adang Suherman (dalam Budiman, 2007)
mengemukakan, “Umpan balik (feedback) yaitu guru mengobservasi siswa
secara individu dan menilai bagaimana siswa melakukan aktivitas serta apa yang
harus dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan siswa itu”.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa feed back merupakan
cara seorang guru/pelatih dalam membantu siswa meningkatkan pengetahuan, motor skill, dan sikap yang dilakukan
dengan cara observasi dan memberikan informasi serta dapat diberikan secara
individu maupun kelompok.
2.
Jenis-Jenis Feed
Back (umpan Balik)
Menurut Rusli Lutan (1988) terdapat bermacam-macam
umpan balik dalam suasana mengajar atau
melatih. Umpan balik yang dihasilkan oleh gerakan yang telah dilakukan terbagi
menjadi dua kategori yakni: (a) umpan balik intrinsik, (b) umpan balik
ekstrinsik.
a.
Umpan balik intrinsik
Setelah seseorang melakukan suatu gerakan dalam cabang
olahraga tertentu, dia akan memperoleh informasi tentang beberapa aspek
mengenai gerakannya sendiri melalui beberapa saluran informasi. Bentuk
informasi tersebut terkandung dalam respons tertentu. Sebagai contoh, siswa
dapat mengetahui bahwa dia melakukan pukulan service yang salah dalam permainan
tenis setelah melihat bola keluar atau menyangkut pada jaring. Demikian juga
halnya, disaat posisi badan keluar dari matras sesudah melakukan gerakan dalam
role depan, siswa tahu bahwa ada gerakan yang salah. Kesimpulannya ialah,
respons atau pelaksanaan dan hasil yang diperoleh merupakan sumber dari umpan
balik dan informasi tersebut dapat terwujud dalam berbagai bentuk.
b.
Umpan balik ekstrinsik
Berbeda halnya dengan umpan balik intrinsik (sudah melekat
pada gerakan yang telah dilakukan), umpan balik ekstrinsik adalah umpan balik
yang diperoleh tentang tugas gerak yang sifatnya sebagai pelengkap bagi umpan
balik intrinsik. Informasi ekstrinsik, sebagian diantara berupa informasi
verbal, seperti catatan waktu dalam satuan detik atau mili detik untuk pelari
cepat 100 m, atau skor 1,00-10,00 untuk pesenam. Seorang pesenam yang
memperoleh 5,00 akan dapat mengetahui, bahwa gerakan yang dilakukan banyak
kesalahan. Dengan demikian, skor tersebut dapat diucapkan dengan verbal, bahkan
diuraikan lebih terperinci sebagai informasi yang menunjukan tingkat
keberhasilan seseorang yang melakukan gerakan.
Ada beberapa dimensi umpan balik ektrinsik menurut Schmidt
(1988) seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. Dimensi umpan balik ekstrinsik
Seketika: disampaikan selama gerakan beralangsung
|
Terminal: disampaikan setelah gerakan selesai
|
Langsung: disampaikan langsung setelah gerakan
|
Tertunda: tertunda waktunya dari gerakan yang
relevan
|
Verbal: disampaikan dalam bentuk ucapan atau dapat
diucapkan
|
Nonverbal: disampaikan dalam bentuk kode atau tak
terucap
|
Himpunan keseluruhan: disampai berupa himpunan
keseluruhan penampilan terdahulu
|
Terpisah: disampaikan secara terpisah bagi setiap
penampilan
|
Pengetahuan tentang hasil (PH): verbalisasi (atau
terucapkan) tentang informasi mengenai hasil
|
Pengetahuan tentang penampilan (PP): verbalisasi
(atau nonverbal) tentang informasi mengenai pola gerak
|
Sumber: Rusli Lutan, 1988: 292
Dalam tabel di atas terdapat perbedaan antara umpan balik
seketika dan umpan balik terminal. Umpan balik seketika disampaikan pada
gerakan itu sedang berlangsung (misalnya, informasi tentang kesalahan posisi
kaki ketika seorang siswa sedang melakukan satu rangkaian gerak dalam senam
lantai), sementara umpan balik terminal diberikan setelah seluruh gerakan
selesai (misalnya skor yang diperoleh siswa). Aspek lain dari dari umpan balik
ektrinsik yakni umpan balik yang ditinjau dari saat menyampaikannya, yang pertama
disebut umpan balik langsung dan umpan balik tertunda. Umpan balik ini ada yang
berupa verbal, misalnya komentar guru/pelatih tentang benar salahnya suatu
gerakan, dan non verbal misalnya kode lambaian bendera merah jika pelari jarak
1500 m berlari dengan kecepatan melebihi “irama kecepatan” yang telah
direncanakan pada setiap putaran.
Ada pula informasi umpan balik yang terhimpun secara
keseluruhan dari berbagai penampilan terdahulu yang kemudian disampaikan
sebagai gambaran umum tentang penampilan, kebalikannnya ialah informasi umpan
balik yang disampaikan secara terpisah bagi setiap penampilan gerak. Connellan
(2003) menggambarkan tiga jenis umpan balik: umpan balik motivational (bersifat motivasi) untuk mempercepat perkembangan,
umpan balik informational (bersifat
informatif) yang membuat siswa dapat memperkirakan perkembangan, dan umpan
balik depelopmental (bersifat
pengembangan) untuk membantu siswa yang tidak tampil dengan baik. Setiap jenis
umpan balik ini berguna di kelas dan membantu dalam penguatan.
a.
Umpan balik yang bersifat motivasi
Umpan balik yang bersifat motivasi dapat dibagi menjadi tiga
bentuk: umpan balik positif dan umpan balik negatif. Umpan balik positif ialah
menguatkan. Umpan balik negatif jika diberikan secara salah, adalah sebuah
hukuman. Peniadaan adalah hasil tidak adanya umpan balik sama sekali, ini
merupakan cara terburuk untuk memberikan motivasi.
Goleman (1988) mengacu pada penelitian mahasiswa MBA
dan pengaruh umpan balik. Beberapa siswa menerima umpan balik secara positif,
sebagaian lagi menerima secara negatif, dan yang lainnya tidak ada umpan balik
sama sekali (peniadaan) siswa diberitahu bahwa pekerjaan mereka akan
dibandingkan dengan ratusan siswa lain yang juga mengerjakan tugas kreatif
dalam memecahkan masalah. Mereka yang tidak menerima umpan balik merasakan
hilangnya kepercayaan diri, sama seperti mereka yang dikritik. Siswa yang tidak
mendapatkan umpan balik akan terpengaruh pencapaian prestasinya.
(1)
Umpan balik positif
Umpan balik positif adalah penguatan yang membuat siswa tetap
melanjutkan hal yang mereka kerjakan. Connella (2003) memeberikan lima prinsip
umpan balik positif.
a)
Berikan penguatan secepatnya
b)
Berikan penguatan setiap ada perkembangan, tidak
hanya pencapaian prestasi.
c)
Berikan penguatan yang spesifik
d)
Terus berikan penguatan pada perilaku baru
e)
Berikan penguatan untuk kebiasaan yang baik
secara teratur.
(2)
Umpan balik negatif
Bagaimana kita menangani siswa yang tidak sesuai dengan
ekspektasi yang ada. Colbert dan Knapp (dalam Sprenger: 2011) mengusulkan
langkah-langkah berikut:
a)
Focus pada evaluasi
b)
Tunjukan tujuan awal
c)
Identifikasi tanggung jawab
d)
Komunikasikan komponen spesifik
e)
Diskusikan rencana tindakan baru
f)
Konfirmasi hasil yang benar
Cara lain untuk menghindari umpan balik negatif adalah dengan memandu
siswa ke arah pemahaman yang tepat melalui dialog Socratis. Dialog Socratis
mencakup beberapa kategori pertanyaan: pertanyaan klarifikasi, pertanyaan
tentang pertanyaan atau isu awal, implikasi dan konsekuensi dugaan, dan
pertanyaan yang ditujukan. Contoh-contoh pertanyaan dari karya Paul (dalam
Sprenger: 2011) dapat dilihat di bawah ini:
Tabel 2. Pertanyaan Socratis yang diadaptasi dari
Richard Paul
Jenis
Pertanyaan
|
Contoh
|
Pertanyaan klarifikasi
|
1.
Apa yang anda maksud dengan…..?
2.
Apa point utama anda?
3.
Bagaimana…..terkait dengan…..?
4.
Dapatkah anda menggunakan cara lain?
5.
Dapatkah anda memebrikan contoh?
|
Pertanyaan tentang pertanyaaan
|
1.
Bagaimana kita dapat mengetahui?
2.
Apakah pertanyaan jelas?
3.
Mengapa pertanyaan jelas?
4.
Mengapa pertanyaan ini penting?
5.
Untuk menjawab pertanyaan ini, apa yang kita
jawab terlebih dahulu?
|
Penyelidikan Dugaan
|
1.
Apa yang anda duga?
2.
Apa yang seharusnya kita duga?
3.
Mengapa seseorang membuat dugaan ini?
|
Alasan dan bukti dugaan
|
1.
Apa yang bisa dijadikan contoh?
2.
Bagaimana anda tahu?
3.
Apa yang memebuat anda percaya?
4.
Apa yang dapat mengubah pikiran anda?
5.
Apa yang bida dikaitkan dalam kasus ini?
|
Asal-usul atau sumber pertanyaan
|
1.
Dari mana anda mendapatkan ide ini?
2.
Apakah anda selalu merasa seperti ini?
3.
Dampak apa yang diperoleh?
4.
Apa itu sebuah alternative?
|
Implikasi dan konsekuensi dugaan
|
1.
Jika benar, apa lagi yang dianggap benar?
2.
Apa yang akan menjadi dampaknya?
|
Pertanyaan yang ditujukan
|
1.
Bagaimana tanggapan kelompok lain?
2.
Mengapa anda memilih sudut pandangan ini?
3.
Apa yang akan dikatakan orang yang tidak
sependapat dnegan anda?
|
Sumber: Marilee
Sprenger: 2011: 82
b.
Umpan balik informatif
Umpan balik yang memberi motivasi mempercepat perkembangan,
sementara umpan balik yang informatif memberikan perkembangan penerapan visual
pada siswa. Connella (2003) menyebutkan tiga hal penting mengenai umpan balik
yang informatif:
(1)
Harus berorientasi pada tujuan
(2)
Harus bersifat seketika
(3)
Harus berbentuk grafik
c.
Umpan balik yang bersifat membangun
Umpan balik penguatan adalah penilaian untuk
mempelajari kapan saatnya guru atau siswa menggunakan informasi untuk
menyampaika pengajaran dan mempengaruhi pembelajaran. Umpan balik ini
berkembang saat anda mempengaruhi perilaku yang ditunjukan siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Connellan, T. 2003. Bringing
out the best in others. Austin, TX: Bard Press.
Lutan, Rusli. 1988. Belajar
keterampilan motoric pengantar teori dan metode. Jakarta: Dikti,PLPTK.
Sprenger, Marilee. 2011. Cara
mengajar agar siswa tetap ingat. Jakarta: Erlangga.
Budiman, Didin. 2007. Umpan
balik (feed back). Bahan ajar pendagogi olahraga FPOK UPI.
Woori Casino Login - Play on Mobile or Desktop
BalasHapusThe Woori Casino App will be available at Woori Casino on 바카라 사이트 a mobile or desktop basis. To play https://octcasino.com/ on our mobile or desktop, bsjeon you can 출장마사지 also play 토토 with your desktop browser,