Jumat, 06 April 2012

TANTANGAN NYATA LULUSAN PENJASKESREK FKIP UNTAN

Tahun 2007 yang lalu UNTAN membuka Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekrasi (Penjaskesrek) dibawah naungan FKIP. Mahasiswa angkat pertama berjumlah ± 60 mahasiswa. Pada tanggal 29 Maret 2012 Untan mewisuda ribuan mahasiswa gelombang II tahun akademik 2011/2012, mahasiswa Penjaskesrek yang turut diwisuda pada saat itu berjumlah 19 orang, sedangkan pada gelombang I pada bulan November 2011 berjumlah 4 orang, jadi total mahasiswa penjaskesrek yang telah memperolah gelar sarjana pendidikan 23 orang, FKIP UNTAN sebagai lembaga barometer pencetak tenaga kependidikan di KALBAR tentu diharapkan menghasilkan lulusan yang memiliki integritas dan profesional dalam bidang pendidikan. Ilmu yang telah diperoleh selama berada didunia kampus sudah saatnya diimplementasikan di masyarakat yang saat ini khususnya untuk tenaga pendidik yang professional dibidang pendidikan olahraga di KALBAR sangatlah terbatas terlebih lagi di daerah-daerah masih banyak terdapat mata pelajaran penjaskesrek diajar oleh guru yang tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya, sehingga wajar saja pada saat ini masih sering kita dengar bahwa mata pelajaran penjaskesrek disekolah-sekolah dipandang sebelah mata oleh murid, dan dianggap hanya sebagai mata pelajaran pelengkap disekolah, hal ini membuat kita miris padahal penjaskes memiliki makna yang lebih luas tidak terbatas pada pendidikan secara fisiologi saja, tetapi aspek psikologis/karakter siswa juga menjadi titik berat dalam pendidikan, sesuai dengan UU SKN no 23 tahun 2005 Pasal 25 ayat 1 menyatakan Pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan dilaksanakan dan diarahkan sebagai satu kesatuan yang sistemis dan berkesinambungan dengan sistem pendidikan nasional.
Sehingga dapat pula dikatakan tujuan dari pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi harus sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yaitu bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, sehat, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Menurut Williams (1945) pendidikan jasmani ialah semua aktivitas manusia yang dipilih jenisnya dan disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, tentunya harus memiliki sumbangsih dalam kehidupan sehari-harinya dan memberikan kemungkinan bagi peserta didik untuk memberikan sikap toleransi, ramah, baik hati, peduli, suka menolong dan mempunyai kepribadian yang kuat. Namun pada saat ini masih sering kita jumpai guru penjaskes yang mengajar hanya bertujuan untuk memperolah kesehatan dan kebugaran jasmani siswa saja, tanpa memperhatiakan aspek-aspek penting lainnya seperti yang dikemukankan oleh pendapat diatas dan sejalan dengan tujuan pemerintah untuk mengembangkan pendidikan karakter di Indonesia yang kita cintai ini.
Selain itu juga yang sering kita dengar kendala dalam mengajar penjaskes ialah keterbatasan sarana dan prasarana, memang tidak bisa kita pungkiri dalam mengajar penjaskes sarana dan prasarana menjadi penunjang dalam pelaksanaan belajar mengajar, tetapi hal itu tidak harus menyurutkan niat guru dalam menularkan ilmunya kepada peserta didik, guru saat ini harus cerdik, kreatif, inovatif dalam mengatasi keterbatasan-keterbatasan itu, dengan memanfaatkan media sekitar yang ada. Sebagai contoh misalnya dalam mengajarkan materi lari gawang, karena keterbatasan alat, guru penjaskes lantas tidak bisa memberikan materi yang ada, guru sebenarnya dapat mensiasati dengan menggunakan media kardus mie instan yang disusun sebagai pengganti gawang yang tidak dimiliki, hal tersebut dapat dilakukan tanpa mengurangi tujuan dari materi yang akan disampaikan. Dengan adanya lulusan Penjaskesrek Fkip Untan yang telah ada pada saat ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih, dan mejawab tantangan bagi dunia pendidikan di KALBAR saat ini khususnya dalam bidang pendidikan olahraga. Amiinnn.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar